Manusia Yang Tak Bisa Berhenti Tertawa | Bocah berusia 2 tahun Matthew Ephrem tak bisa berhenti tertawa. Masalahnya, ia tak bisa berhenti tertawa akibat penyakit langka. Ephrem terjangkit penyakit langka yang membuatnya tertawa spontan dan tak bisa dikontrol.
Masalah tawa yang tak bisa dikontrol ini menyulitkan hidup si anak, karena ia bisa tertawa ratusan kali dalam sehari. Penyakit ini hanya diderita 1 dari sejuta orang. Penyakit bernama hypothalamic hamartoma itu membuat Ephrem disorientasi dan bingung.
Selama dua tahun, orangtua Ephrem, kesulitan mencari orang yang bisa mendiagnosa penyakit yang dialami anaknya. Akhirnya, minggu lalu, Ephrem berhasil mendapatkan operasi yang mengubah hidupnya.
Ia menjalani 2 operasi di Long Island, AS. Operasi ini mengangkat sejumlah jaringan saraf dari otak Ephrem. Operasi ini dilakukan oleh dr Rekat, ahli bedah saraf kenamaan dari North Shore University Hospital. Operasi ini menawarkan harapan baru untuk keluarga Ephrem agar anaknya bisa menjalani kehidupan seperti kebanyakan orang.
"Tak ada kata-kata yang bisa menjelaskan bagaimana bahagianya kami akan hasil ini. Sepuluh hari pascaoperasi, tidak ada kejang-kejang, tidak ada tawa, dan ia bisa menjadi dirinya sendiri," jelas ayah Ephrem, Mekonnen, dikutip dari DailyMail.
Dokter yang menangani operasi ini mengatakan, operasinya berjalan dengan baik, namun masih terlalu dini untuk mengatakan mengenai kesuksesan operasi ini. "Ia punya banyak harapan. Merupakan sebuah berkah untuk bisa terlibat dalam operasi ini," kata dr Rekat.
Masalah tawa yang tak bisa dikontrol ini menyulitkan hidup si anak, karena ia bisa tertawa ratusan kali dalam sehari. Penyakit ini hanya diderita 1 dari sejuta orang. Penyakit bernama hypothalamic hamartoma itu membuat Ephrem disorientasi dan bingung.
Selama dua tahun, orangtua Ephrem, kesulitan mencari orang yang bisa mendiagnosa penyakit yang dialami anaknya. Akhirnya, minggu lalu, Ephrem berhasil mendapatkan operasi yang mengubah hidupnya.
Ia menjalani 2 operasi di Long Island, AS. Operasi ini mengangkat sejumlah jaringan saraf dari otak Ephrem. Operasi ini dilakukan oleh dr Rekat, ahli bedah saraf kenamaan dari North Shore University Hospital. Operasi ini menawarkan harapan baru untuk keluarga Ephrem agar anaknya bisa menjalani kehidupan seperti kebanyakan orang.
"Tak ada kata-kata yang bisa menjelaskan bagaimana bahagianya kami akan hasil ini. Sepuluh hari pascaoperasi, tidak ada kejang-kejang, tidak ada tawa, dan ia bisa menjadi dirinya sendiri," jelas ayah Ephrem, Mekonnen, dikutip dari DailyMail.
Dokter yang menangani operasi ini mengatakan, operasinya berjalan dengan baik, namun masih terlalu dini untuk mengatakan mengenai kesuksesan operasi ini. "Ia punya banyak harapan. Merupakan sebuah berkah untuk bisa terlibat dalam operasi ini," kata dr Rekat.
Semoga Bermanfaat Manusia Yang Tak Bisa Berhenti Tertawa | beritasatu.com
[Pariwara] Mencari usaha Sampingan Paling Produktif klik disini.
0 komentar:
Post a Comment