Ternyata Kanker Jauh Lebih Mematikan Orang Yang Tidurnya Ngorok | Ngorok atau mendengkur saat tidur tak cuma mengurangi kualitas tidur. Berbagai penelitian mengaitkannya dengan risiko tekanan darah tinggi, bahkan penelitian terbaru membuktikan bahwa ngorok meningkatkan risiko kematian akibat kanker.
Selama ini, sleep apnea sendiri sudah sering dikaitkan dengan risiko berbagai penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi dan juga serangan jantung. Namun seberapa besar pengaruhnya terhadap kanker, hingga saat ini belum banyak yang meneliti.
Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di University of Wisconsin ini menunjukkan adanya kaitan antara sleep apnea dengan risiko kematian akibat kanker. Sleep apnea atau henti napas saat tidur membuat penderita kanker lebih rentan mengalami kematian mendadak.
Hasil pengamatan terhadap 1.500 penderita kanker dalam kurun 22 tahun menunjukkan bahwa sleep apnea atau henti napas saat tidur yang terjadi sebanyak 5-15 kali/jam bisa meningkatkan risiko kematian hingga 10 persen. Sleep apnea dengan tingkat keparahan sedang yakni 15-30 kali/jam meningkatkan risiko kematian mendadak sebanyak 2 kali lipat sedangkan jika terjadi lebih dari 30 kali/jam maka peningkatan risikonya mencapai 5 kali lipat.
"Sleep apnea berhubungan dengan penyakit kardiovaskular, penyakit jantung,, stroke dan hipertensi. Kini kami menemukan risiko baru, yakni kematian akibat kanker," kata Dr Javier Nieto yang memimpin penelitian ini seperti dikutip dari Healthday, Senin (21/5/2012).
Risiko kematian pada penderita kanker yang mengalami ngorok atau sleep apnea terjadi karena kadar dalam darah oksigen menurun. Penurunan ini terjadi karena saluran napas menyempit, sehingga aliran udara tidak lancar dan bahkan sampai mengalami henti napas beberapa kali selama tidur.
Berkurangnya oksigen diyakini bisa membuat pertumbuhan sel-sel kanker meningkat, karena harus bersaing dengna sel-sel normal lainnya untuk bisa mendapatkan oksigen sebanyak-banyaknya. Hal ini terbukti juga dalam penelitian di University of Barcelona, yang menunjukkan bahwa tingkat keparahan kanker kulit cenderung meningkat dalam kondisi kekurangan oksigen.
Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di University of Wisconsin ini menunjukkan adanya kaitan antara sleep apnea dengan risiko kematian akibat kanker. Sleep apnea atau henti napas saat tidur membuat penderita kanker lebih rentan mengalami kematian mendadak.
Hasil pengamatan terhadap 1.500 penderita kanker dalam kurun 22 tahun menunjukkan bahwa sleep apnea atau henti napas saat tidur yang terjadi sebanyak 5-15 kali/jam bisa meningkatkan risiko kematian hingga 10 persen. Sleep apnea dengan tingkat keparahan sedang yakni 15-30 kali/jam meningkatkan risiko kematian mendadak sebanyak 2 kali lipat sedangkan jika terjadi lebih dari 30 kali/jam maka peningkatan risikonya mencapai 5 kali lipat.
"Sleep apnea berhubungan dengan penyakit kardiovaskular, penyakit jantung,, stroke dan hipertensi. Kini kami menemukan risiko baru, yakni kematian akibat kanker," kata Dr Javier Nieto yang memimpin penelitian ini seperti dikutip dari Healthday, Senin (21/5/2012).
Risiko kematian pada penderita kanker yang mengalami ngorok atau sleep apnea terjadi karena kadar dalam darah oksigen menurun. Penurunan ini terjadi karena saluran napas menyempit, sehingga aliran udara tidak lancar dan bahkan sampai mengalami henti napas beberapa kali selama tidur.
Berkurangnya oksigen diyakini bisa membuat pertumbuhan sel-sel kanker meningkat, karena harus bersaing dengna sel-sel normal lainnya untuk bisa mendapatkan oksigen sebanyak-banyaknya. Hal ini terbukti juga dalam penelitian di University of Barcelona, yang menunjukkan bahwa tingkat keparahan kanker kulit cenderung meningkat dalam kondisi kekurangan oksigen.
Semoga Bermanfaat Ternyata Kanker Jauh Lebih Mematikan Orang Yang Tidurnya Ngorok | health.detik.com
[Pariwara] Mencari usaha Sampingan Paling Produktif klik disini.
pengetahuan baru,,,br tau
ReplyDeletemilomil --> sama mas bro aku juga baru tahu, he
ReplyDelete