Info Viagra Sperma Pria Kurang Perkasa | Ada banyak cara untuk meningkatkan kejantanan pria, salah satunya adalah dengan meminum obat kuat. Namun meminum obat kuat juga tak selamanya sehat. Sebuah penelitian menemukan bahwa obat anti impotensi yang terkenal, Viagra, berakibat buruk terhadap kesuburan pria.
Viagra ditemukan dapat mengancam kesuburan pria sebab mengurangi kemampuan sperma untuk membuahi sel telur. Sebelum sampai pada kesimpulan ini, peneliti dari Queen's University Belfast melakukan 2 eksperimen untuk menentukan apa efek obat kuat ini terhadap sel sperma.
Pada penelitian pertama, sampel sperma manusia disiram dengan larutan Viagra encer yang mirip konsentrasi darah setelah meminum 1 pil Viagra 100 mg. Peneliti menemukan bahwa meskipun sperma menjadi lebih aktif, sperma mengalami kerusakan pada bagian kepala yang disebut akrosom. Bagian kepala ini berisi enzim yang membantu memecah membran di sekitar sel telur sehingga sperma bisa mudah masuk dan terjadi pembuahan.
Untuk menentukan apakah kerusakan ini mempengaruhi tingkat kesuburan, para peneliti membandingkan tingkat kesuburan 2 kelompok tikus jantan di mana salah 1 kelompok diberi Viagra. Peneliti menemukan bahwa tikus pada kelompok Viagra menghasilkan embrio 40% lebih sedikit daripada tikus yang tidak diberi Viagra.
Sang peneliti, David Glenn, menegaskan bahwa klinik kesuburan banyak meresepkan Viagra dengan alasan meningkatkan jumlah sperma. Padahal, obat dengan bahan aktif Sildenafil ini sebenarnya justru bisa mengurangi kesuburan kliennya.
"Saya pikir ini mengkhawatirkan karena beberapa klinik kesuburan menggunakan Viagra untuk meningkatkan kesuburan. Pasangan yang pergi ke sana tentunya sudah memiliki masalah dengan kesuburan. Memberi pasangan pria sesuatu yang bisa membuat masalah menjadi lebih buruk bukanlah pendekatan yang tepat," kata Glenn seperti dilansir Daily Mail, Jumat (4/5/2012).
Glenn juga menyatakan keprihatinannya karena banyak pria yang menggunakan Viagra dengan tujuan bersenang-senang. Padahal hal itu bisa mempengaruhi kesuburannya untuk jangka panjang.
"Viagra telah menjadi obat yang banyak digunakan. Bahkan banyak yang mencampurnya dengan kokain dan dijual di bar. Tugas kami adalah membuka kemungkinan bahwa ada efek samping dari pemakaian Viagra yang dapat mengganggu kesuburan di kemudian hari," kata Glenn.
Penelitian yang dimuat jurnal Fertility and Sterility ini menghimbau masyarakat untuk menggunakan bahan-bahan alami yang telah terbukti aman daripada memakai obat yang berisiko. Sejak diluncurkan pada tahun 1998, Viagra telah menjadi obat yang banyak dikonsumsi pria untuk meningkatkan kejantanannya.
Pada penelitian pertama, sampel sperma manusia disiram dengan larutan Viagra encer yang mirip konsentrasi darah setelah meminum 1 pil Viagra 100 mg. Peneliti menemukan bahwa meskipun sperma menjadi lebih aktif, sperma mengalami kerusakan pada bagian kepala yang disebut akrosom. Bagian kepala ini berisi enzim yang membantu memecah membran di sekitar sel telur sehingga sperma bisa mudah masuk dan terjadi pembuahan.
Untuk menentukan apakah kerusakan ini mempengaruhi tingkat kesuburan, para peneliti membandingkan tingkat kesuburan 2 kelompok tikus jantan di mana salah 1 kelompok diberi Viagra. Peneliti menemukan bahwa tikus pada kelompok Viagra menghasilkan embrio 40% lebih sedikit daripada tikus yang tidak diberi Viagra.
Sang peneliti, David Glenn, menegaskan bahwa klinik kesuburan banyak meresepkan Viagra dengan alasan meningkatkan jumlah sperma. Padahal, obat dengan bahan aktif Sildenafil ini sebenarnya justru bisa mengurangi kesuburan kliennya.
"Saya pikir ini mengkhawatirkan karena beberapa klinik kesuburan menggunakan Viagra untuk meningkatkan kesuburan. Pasangan yang pergi ke sana tentunya sudah memiliki masalah dengan kesuburan. Memberi pasangan pria sesuatu yang bisa membuat masalah menjadi lebih buruk bukanlah pendekatan yang tepat," kata Glenn seperti dilansir Daily Mail, Jumat (4/5/2012).
Glenn juga menyatakan keprihatinannya karena banyak pria yang menggunakan Viagra dengan tujuan bersenang-senang. Padahal hal itu bisa mempengaruhi kesuburannya untuk jangka panjang.
"Viagra telah menjadi obat yang banyak digunakan. Bahkan banyak yang mencampurnya dengan kokain dan dijual di bar. Tugas kami adalah membuka kemungkinan bahwa ada efek samping dari pemakaian Viagra yang dapat mengganggu kesuburan di kemudian hari," kata Glenn.
Penelitian yang dimuat jurnal Fertility and Sterility ini menghimbau masyarakat untuk menggunakan bahan-bahan alami yang telah terbukti aman daripada memakai obat yang berisiko. Sejak diluncurkan pada tahun 1998, Viagra telah menjadi obat yang banyak dikonsumsi pria untuk meningkatkan kejantanannya.
Semoga Bermanfaat Info Viagra Sperma Pria Kurang Perkasa | health.detik.com
[Pariwara] Mencari usaha Sampingan Paling Produktif klik disini.
0 komentar:
Post a Comment